Statistik bukan mata kuliah yang menyenangkan buat kebanyakan orang, demikian pula saya. Maka meski satu semester saya pernah diharuskan ikut kelas statistik, saya seringkali absen, karenanya dulu, saya selalu cenderung lebih memilih metode kualitatif untuk pengerjaan paper karena malas berurusan dengan kalkulasi statistik.
Maka saya pun bingung menjawab pertanyaan abah tadi lepas isya seusai menonton televisi yang beragam menayangkan hasil quick count yang beda-beda
ik yang menang siapa? kok masing-masing ngaku menang? tanya abah
wallahu a’lam bah. jawabku sambil menikmati es kelapa sisa ta’jil
quick qount kok bisa beda-beda gitu? abah bertanya lagi
wallahu a’lam bah. jawabku masih dengan menikmati sisa es kelapa muda
lha emang dulu kuliah ga diajarin gituan (maksudnya statistik)? tanya abah lagi
Hmm .. sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal, kok rasanya sulit sekali kalo harus menjelaskan populasi, sampel, teknik sampling, Propability Sampling, Non Propability Sampling, belum lagi jelasin confidence interval, margin error sekaligus nentukan signifikasi populasi menggunakan Tabel Kretjie dan Rumus Slovin.
akhirnya saya menemukan jawaban simple; bah, tunggu aja 22 Juli, insya allah udah pasti ketahuan resminya yang menang siapa, ittifaq bila khilaf insya allah. soal quick count itu toh selisihnya ngga jauh dan masing-masing ada margin errornya, misalnya saja selisih kemenangan 3-5 persen dengan margin error 3 persen juga kan ya riskan.
yuk lanjutin lagi tadarusnya
AB Hikam
Latest posts by AB Hikam (see all)
- Silabus FIQIH I - October 16, 2015
- TA’RIF - September 23, 2015
- Imlek - February 18, 2015