Kopi Part I

Adalah Sayyid Murtadho Zabidi (1145-1205 H), tokoh kelahiran Belgram, India. menghabiskan masa studynya di Zabid, Yaman dan wafat di Mesir. Az Zabidy dikenal terutama karena karya komentarnya terhadap Ihya Ulumudin Al Ghazali (450-505 H) yang berjudul Ittihaf Sadah Al Muttaqin.Karya Az Zabidi yang juga banyak dikenal adalah komentarnya terhadap Qomus Al Wasith karya Fairuzabady (729-817 H), sarjana muslim asal Kazerun, Iran yang pada akhir hayatnya menjadi Qadhi Agung di Zabid. Komentar Murtadho Az Zabidi terhadap Qamus ini berjudul Tajul ‘Arus fi Syarhil Qomus.

Az Zabidi juga mempunyai gubahan syair tentang Sanad yang terkenal berjudul Alfiyah Sanad, dalam syairnya itu beliau katakan : وقل أن ترى كتابا يعتمد * إلا ولي فيه اتصال بالسند أو عالما إلا وفي إليه * وسائط توقفني عليه ada beberapa jalur transmisi sanad yang saya miliki untuk sampai pada Murtadha Az Zabidi, diantaranya adalah melalui guru saya Sayyid Muhammad Abduh Sulaiman Al Ahdal – Sayyid Abdullah Muhammad Shiddiq Al Ghimary (1328-1413 H) – Syekh Muhammad Imam As Saqa (putra Syaikh Burhanudin Saqa) – Syekh Abdul Hamid Syarwani (Penyusun Hasyiyah Syarwani atas Tuhfatul Muhtaj, juga guru dari Syekh Nawawi Banten) – Sayyid Abdurrahman Sulaiman Al Ahdal (Penyusun An Nafsul Yamani, juga guru dari Imam Syaukani) – Murtadha Az Zabidi.

Selain menulis Ittihaf yang syarah Ihya, Az Zabidi juga menulis banyak risalah dengan judul Ittihaf, dua diantaranya adalah Ittihaful Ikhwan fi Hukmi Ad Dukhan (membahas tentang hukum mengkonsumsi tembakau / rokok), dan Ittihaf Bani Zaman fi Hukmi Qahwatil Yaman (membahas tentang kopi).

Ah Klop ini, dua risalah sama-sama berawalan Ittihaf (pemberian Hadiah) dan membahas kopi dan rokok. Penambahan kata Yaman pada Qahwatul Yaman semakin menegaskan kepada saya bahwa daerah pesisir Yaman adalah wilayah penghasil kopi, terutama sekali adalah Bandar Mukho / Makho (ingat, pake KH bukan hanya H, Maho ) itu yang nantinya dalam dialek Eropa akan berubah menjadi Mocha.