Adalah cendekiawan muslim di abad ke 8 Hijri bernama Mas’ud bin Umar kelak ia lebih dikenal dengan nama Sa’dudin Taftazani, lahir di Nisa, kota kecil di di Turkmenistan, lima abad sebelumnya di kota ini pula lahir Imam Nasai penyusun Sunan (kumpulan Hadits-hadits).Di Indonesia, mungkin orang familiar dengan Taftazani karena syarahnya atas Tashrif Izzi atau syarah Taftazani atas Risalah Syamsiyah (Mantiq). Taftazani adalah murid Al Iji, Al Iji adalah murid Nahki, sementara Nahki adalah murid Baidhawi.
Al Iji memang pengajar jempolan, dari tangan dinginnya lahir banyak ulama kaliber, selain Taftazani misalnya sebut saja; Karmani yang berasal dari Kerman, Iran menyusun Kawakib Darari sebuah komentar atas Sohih Bukhori. Murid Iji yang lainnya adalah Syarif Jurjani berasal dari Gorgan, Iran penyusun Ta’rifat sebuah ensiklopedi tentang definisi-definisi dari berbagai disiplin ilmu.
Taftazani gemar berkenala mencari ilmu, ia memulai produktivitas mengarangnya di usia muda, ia menyelesaikan komentarnya terhadap Tashrif Izzi (Sharf) saat ia bahkan belum mencapai usia 16 tahun. hal yang unik adalah hampir seluruh kitabnya dapat diidentifikasikan dimana lokasi penyusunannya, karena ia hampir selalu menyebut tempatnya mengarang kitab, maka kita tahu misalnya komentarnya tehadap Talkhisul Miftah yang bernama Muthawwal (Balaghah) dikarangnya di Herat, Afganistan. ia menyusun Hasyiyah Talwih, sebuah catatan atas Tawdih syarah Tanqih (Ushul Fiqih) di Golestan, Iran. sementara Mukhtasar (Balaghah), komentarnya tehadap Talkhisul Miftah yang lebih ringkas dari Muthawwal, ia selesaikan di Gujdivan, Uzbekistan
AB Hikam
Latest posts by AB Hikam (see all)
- Silabus FIQIH I - October 16, 2015
- TA’RIF - September 23, 2015
- Imlek - February 18, 2015